PENYAKIT JIWA

Juli 26, 2017
PENYAKIT JIWA


Penyakit jiwa atau masyarakat lebih sering menyebutnyta gangguan jiwa  sebenarnya cukup banyak jenisnya. tidak benar apabila kita menyebut seseorang yang memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa kita sebut GILA. 

Psikolog dan Psikiater adalah dua profesi yang berbeda. 
PSIKOLOG adalah seseorang yang telah menyelasaikan sarjana psikologi (4 tahun) kemudian dilanjutkan mengambil profesi /MAGISTER psikologi (2 tahun). PSIKIATER adalah seseorang yang telah menyelesaikan sarjana kedokteran umum (4 tahun) kemudian melanjutkan profesi dokter lalu internship (>3 tahun) lantas masih harus mengambil kedokteran spesialis jiwa (3,5 tahun kalau lancar). Hanya SMA jurusan IPA yang dapat melanjutkan ke FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM. (kalau di Universitas swasta gue kurang tahu). Jurusan ini termasuk yang paling berbiaya tinggi dibandingkan dengan ratusan jurusan lainnya. 

Dalam klasifikasi penyakit internasional yang dikenal dengan nama ICD X, penyakit jiwa dikodekan dengan huruf F. Sayangnya di Indonesia, sebut saja BPJS belum menggunakan ICD yang terbaru, sehingga apabila ada WNA memiliki asuransi intersioanl terkdang tidak dapat mengklaim asuransinya. Namun jika anda berwarganegara asing,beberapa rumah sakit internasional di kota-kota besar dapat membantu pengurusan asuransi dari negara asal WNA. Kode ini berlaku internasioal Negara-negara maju dan negara Eropa Amerika sudah mengadopsi ICD yang terbaru. Jika ingin melihat ICD itu sepeti apa? silahkan buka link di bawah ini: 
http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2016/en#/V

Kode ini dibuat untuk memudahkan komunikasi kesehatan di dunia. Misalkan di Indonesia sendiri orang awam menyebut orang gila bisa dengan sebutan tidak waras/sinting/ayan dsb. Tentunya orang Jepang dan orang amerika tidak mengerti apa yang kita tuliskan, maka dibuatlah dalam bentuk kode huruf dan angka.

Rangkuman diagnosa penyakit jiwa dan perilaku :

International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision (ICD-10)-WHO Version for ;2016

Chapter V
Mental and behavioural disorders
(F00-F99)

Incl.:
disorders of psychological development
Excl.:
symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classified (R00-R99)
This chapter contains the following blocks:
  • F00-F09Organic, including symptomatic, mental disorders
  • F10-F19Mental and behavioural disorders due to psychoactive substance use
  • F20-F29Schizophrenia, schizotypal and delusional disorders
  • F30-F39Mood [affective] disorders
  • F40-F48Neurotic, stress-related and somatoform disorders
  • F50-F59Behavioural syndromes associated with physiological disturbances and physical factors
  • F60-F69Disorders of adult personality and behaviour
  • F70-F79Mental retardation
  • F80-F89Disorders of psychological development
  • F90-F98Behavioural and emotional disorders with onset usually occurring in childhood and adolescence
  • F99-F99Unspecified mental disorder
Asterisk categories for this chapter are provided as follows:
  • F00*Dementia in Alzheimer disease
  • F02*Dementia in other diseases classified elsewhere


Berikut penyakit dengan kode F20-F29 Schizophrenia, schizotypal and delusional disorders. Kode penyakit berdasarkan gamabaran klinis atau gejalanya serta hasil observasi. Sekilas ICD X. Apabila ingin mengetahui gangguan jenis apa yang diderita seseorang, cocokkan dengan uraian diagnosa kemudian akan di dapatkan diagnosa dan kode diagnosanya.

F20Schizophrenia  distorsi pemikiran dan persepsi mendasar dan karakteristik, dan dampaknya tidak tepat atau tumpul.

The schizophrenic disorders are characterized in general by fundamental and characteristic distortions of thinking and perception, and affects that are inappropriate or blunted. Clear consciousness and intellectual capacity are usually maintained although certain cognitive deficits may evolve in the course of time. The most important psychopathological phenomena include thought echo; thought insertion or withdrawal; thought broadcasting; delusional perception and delusions of control; influence or passivity; hallucinatory voices commenting or discussing the patient in the third person; thought disorders and negative symptoms.
The course of schizophrenic disorders can be either continuous, or episodic with progressive or stable deficit, or there can be one or more episodes with complete or incomplete remission. The diagnosis of schizophrenia should not be made in the presence of extensive depressive or manic symptoms unless it is clear that schizophrenic symptoms antedate the affective disturbance. Nor should schizophrenia be diagnosed in the presence of overt brain disease or during states of drug intoxication or withdrawal. Similar disorders developing in the presence of epilepsy or other brain disease should be classified under F06.2, and those induced by psychoactive substances under F10-F19 with common fourth character .5.
Excl.:
schizophrenia:
schizophrenic reaction (F23.2)
schizotypal disorder (F21)
F20.0Paranoid schizophrenia
Paranoid schizophrenia is dominated by relatively stable, often paranoid delusions, usually accompanied by hallucinations, particularly of the auditory variety, and perceptual disturbances. Disturbances of affect, volition and speech, and catatonic symptoms, are either absent or relatively inconspicuous. 
didominasi oleh delusi yang relatif stabil, seringkali paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi, terutama variasi pendengaran, dan gangguan perseptual. Gangguan penglihatan, kemauan dan ucapan, dan gejala catatonik, tidak ada atau tidak mencolok.
Paraphrenic schizophrenia
Excl.:
involutional paranoid state (F22.8)
paranoia (F22.0)
F20.1Hebephrenic schizophrenia
A form of schizophrenia in which affective changes are prominent, delusions and hallucinations fleeting and fragmentary, behaviour irresponsible and unpredictable, and mannerisms common. The mood is shallow and inappropriate, thought is disorganized, and speech is incoherent. There is a tendency to social isolation. Usually the prognosis is poor because of the rapid development of "negative" symptoms, particularly flattening of affect and loss of volition. Hebephrenia should normally be diagnosed only in adolescents or young adults. 
Suatu bentuk skizofrenia dimana perubahan afektif menonjol, delusi dan halusinasi seketika dan fragmen, perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi, dan perilaku umum. Suasana hati itu dangkal dan tidak sesuai, pikirannya tidak teratur, dan ucapannya tidak koheren. Ada kecenderungan untuk mengisolasi sosial
Disorganized schizophrenia
Hebephrenia
F20.2Catatonic schizophrenia
F20.3Undifferentiated schizophrenia
F20.4Post-schizophrenic depression
F20.5Residual schizophrenia
F20.6Simple schizophrenia
A disorder in which there is an insidious but progressive development of oddities of conduct, inability to meet the demands of society, and decline in total performance. The characteristic negative features of residual schizophrenia (e.g. blunting of affect and loss of volition) develop without being preceded by any overt psychotic symptoms. ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, dan penurunan kinerja total. Karakteristik fitur negatif dari skizofrenia residu (misalnya, menumpulkan pengaruh dan kehilangan kemauan) berkembang tanpa didahului oleh gejala psikotik awam.
F20.8Other schizophrenia
F20.9Schizophrenia, unspecified

F21Schizotypal disorder

F22Persistent delusional disorders

F23Acute and transient psychotic disorders

F24Induced delusional disorder

F25Schizoaffective disorders

F28Other nonorganic psychotic disorders

    namaumur
    Al30y 
    B.a37y 
    Cb.ri55y 
    Cla51y 
    Dan43
    Wan33y 
    If36y 
    Im48y 
    M59y 
    Ria30y 
    Saft18y 
    Sestry 37y 
    Sri R62y 
    Sri S29y 
    Tr44y 
    Wa51y 

    Di atas adalah beberapa pasien gannguan jiwa. Paparan berikut berdasarkan wawancara terhadap keluarga pasien dan pengalaman
    A adalah pengguna psikotropika. ketika ketergantungannya berusaha dihentikan dia mengalami efek sedih yang sangat mendalam. terapi metadon yang diberikan masih belum bisa memberikan efek.
    C adalah seorang pendaki gunung everest pertama dari asia tenggara. Suhu ekstrim di gunung mengakibatkan halusinasi berlebihan. Media ada yang mengatakan gangguan jiwa diakibatkan karena kurang pengharhagaan atau perhatian dari pemerintah.
    D adalah cucu kesayangan. Dia sangat dimanja. Semenjak ditinggal meninggal muncul gejala tidak wajar pada umunya.
    S adalah mantan pelajar yang tidak lolos seleksi perguruan tinggi. Dia sering mengamuk. Sulit diajak berkomunikasi dengan keluarga. Diperlukan bantuan polisi danwarga untuk membawanya ke rumah sakit jiwa.
    W diwaktu usianya masih 20an tahu mengalami masalah asmara. Cintanya kandas
    #############################################################
    E adalah murid berprestasi sejak SD. Akan tetapi masa kuliahnya hampir terkena DO. Di rumah dia sangat memusuhi ibunya dan juga bapaknya. tidak pernah keluar rumah bergaul dengan tetangga sejak menginjak bangku kuliah hingga saat ini. Sudah terjadi 7 tahun. Tidak mengamuk merusak rumah. Tetapi selama 7 tahun hanya mengurung diri di rumah. Tidak merasa gila atau ada gangguan. Masih bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang dicocoki.
    Dari paparan di atas coba identifikasi mereka itu tepat untuk diagnosa apa? Kodenya F. buka linknya. http://apps.who.int/classifications/icd10/browse/2016/en . DOKTER SPESIALIS jIWA TENTU LEBIH KUALIFIED TETAPI SILAHKAN KALAU INGIN MENCOBA. kALAU KALIAN DAPAT MATA KULIAH kLASIFIKASI PENYAKIT INTERNASIONAL ATAU SEJENISNYA, PASTI SAAT UJIAN KALIAN AKAN DIBERIKAN KASUS KEMUDIAN MENEMUKAN DIAGNOSA YANG COCOK.
    Ini dulu yaw..
    SELAMAT MENCOBA
    Previous
    Next Post »

    35 komentar

    1. Jadi kangen kuliah lagi di dept psikiater... Tks kakak

      BalasHapus
    2. Serasa diberi materi kuliah. Mantab.

      BalasHapus
      Balasan
      1. emang dulu pernah dapet materi itu pas kuliah.. wkwkwk

        Hapus
    3. Informatif, walau ada benerapa istilah yg kurang ngerti hehe

      BalasHapus
      Balasan
      1. terima kasih.. yah itu beberapa istilah medis memang

        Hapus
    4. Aduh, tiba2 kepala jadi pusing baca istilahnya.. 😂 nice info kak 😋

      BalasHapus
    5. Ternyata banyak hal yang menyebabkan sakit jiwa ya, semoga kita selalu sehat jiwa dan raga

      BalasHapus
    6. Mabok gue bacanya. Tapi ada novel yg sempat membahas tentang jiwa ini loh Rin.

      BalasHapus
    7. Informatif bgt dan membuka wawasan. Baru tau perbedaan psikolog dan psikiater. Thanks infonya kak Airin

      BalasHapus
    8. Harus baca 2 kali ini, lumayan informatif buat gw yang ga ngerti dunia ginian

      BalasHapus
      Balasan
      1. biar ga salah persepsi oraqng-orang menyebut yg ke psikiater orang gila, padahal jenisnya macem-macem, mereka cuma butuh bantuan untuk mengtasi gannguannya

        Hapus
    9. Kasian yg punya gangguan jiwa di blg GILA. Dr di sisi kemanusian itu sangat tidak baik

      BalasHapus
    10. informatif banget kak, walau agak pusing karena banyak istilahnya
      thanks sharingnya

      BalasHapus
    11. saya pernah halusinasi melihat api saat hypotermia di gunung kerinci,
      apa itu juga masuk gangguan jiwa mbak?

      BalasHapus
      Balasan
      1. menurutku sih enggak, kan cuma pas digunung dalam periode singkat (bukan kambuh-kambuhan) dan tidak mengganggu

        Hapus
    12. ceritanya saya gagal sekolah kesehatan karena ngeri dengan bacaan begini. Tapi saya senang kok membacanya. untuk sesaat. 😊😊😊

      BalasHapus
    13. aku lagi berteman dengan orang2 yg depresi dan gangguan jiwa. kadang orang sekitar anggap itu sepele sih... padahal butuh penanganan khusus.
      thx for sharing
      www.belajaronlineshop.com

      BalasHapus
    14. Wahh seru dan informatif.. jadi inget kuliah analisa obat vs diagnosanya duluu haha

      BalasHapus
    15. Menarik banget ulasannya. Tapi masih awam sih akunya jadi masih banyak yang ga paham, huhu

      BalasHapus
      Balasan
      1. gapapa, ini memang khusus ranah kesehatan, orang awam g paham g masalah

        Hapus
    16. kalo jatuh cinta termasuk sakit jiwa enggak ya?? kadang beda tipis kak

      BalasHapus
    17. Seruuu baca contoh kasusnya berasa di novel tapi ternyata beneran ada ya.. makasii sharingnya, ka.. informatif 👍

      BalasHapus
    18. terima kasih u penjelasan Schizophrenia,
      jd tahu lbh byk u jenis penyakit tersebut :)

      BalasHapus