Explore Trowulan Napak Tilas Kerajaan Majapahit

Agustus 19, 2018 42 Comments
Sebagai seorang yang suka sejarah, tidak ada salahnya sekali-kali trip ke candi dan museum. Kesan membosankan akan berubah ketika kita dapat membingkainya dengan sentuhan berbeda seperti memakai pakaian tempo dulu..
Sebelum trip gue nyobain dulu rekomendasi gincu dari beauty blogger yang  batal ikut
dan ternyata lip cream dari
 maybelline paling cetar. 

Berhubung ini sejarah gue harus banget cari referensi di google jangan sampai salah. Kebanyakan informasi gue ambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Trowulan.

Itinery Trip Trowulan
Nama "Trowulan" diambil dari nama kecamatan tempat ditemukannya mayoritas struktur besar yang ada. Ada dua pendapat mengenai asal nama ini[2]. Pendapat yang pertama, diajukan oleh Henri Maclaine Pont, adalah dari asal "Setra Wulan". Pendapat lain, disebut dalam Serat Darmagandhul pupuh XX, ada tempat bernama "Sastrawulan", tempat Brawijaya, raja Majapahit, meminta sebagai lokasi makamnya.

Kitab perjalanan dari Tiongkok, Yingyai Shenglan, yang ditulis oleh anak buah Kapiten Cheng HoMa Huan, menyebutkan bahwa Man-The-Po-i (Majapahit) merupakan kota yang sangat besar tempat raja bermukim[3]. Apakah yang dimaksud adalah pemukiman Trowulan tidak ada yang menyebutkan, namun berbagai temuan memberikan dugaan kuat keterkaitan ini.  (https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Trowulan)
Jumat:
16:00-17:00 = Kumpul di stasiun senen
17:00-07:00 = Otewe Srasiun Kertosono

Sabtu:
07:00-09:00 = Otewe Trowulan
09:00-10:00 = Brifing + Breakfast
10:00-17:00 = Explore Trowulan
17:00-19:00 = Otewe Simpang Lima kediri
19:00-21:00 = Explore Simpang Lima dan Kulineran
21:00-22:30 = Otewe Blitar (Penginapan) 
22:30-07:00 = Tidur, Aktifitas Pribadi
Minggu:
07:00-07:30 = Otewe Candi Penataran
07:30-11:00 = Explore Penataran dan Museum Penataran
11:00-11:30 = Otewe Makam dan Museum Bung Karno
11:30-14:00 = Explore Museum & Makam Bung Karno serta Gong Perdamaian
14:00-14:30 = Otewe Istana Gebang 
14:30-16:00 = Explore Istana Gebang
16:00-17:30 = Kulineran
17:30-18:00 = Otewe Stasiun Blitar
18:00-18:37 = Menanti Kereta
18:37-09:20 = Otewe Pasar Senen
09:20 = Bubar

Gue berangkat dari Jogja naik si raja tega, kereta kahuripan dengan jam keberangkatan pukul 02.52. Semaleman tidur gue udah resah takut ketinggalan kereta. Bener aja.. Pukul 02.49 masa gue baru jalan dan sampai stasiun pukul 02.54. Gue lari sekenceng-kencengnya sambil minta tolong petugas biar keretanya nggak jalan dulu sementara gue nyetak tiket. don't try this at home. Hebat yah mantan gue 1 menit 1 km.



Pukul 06.39 tiba di Stasiun Kertosono. Tiket dari Jogja 80.000. Sekitar 2 jam perjalanan, kami sampai di MUSEUM MAJAPAHIT.  
Raden Wijaya adalah raja pertama majapahit. Ketika membuka lahan, prajuritnya memakan buah maja yang sangat pahit, lalu dinamakanlah kerajaan ini dengan nama Majapahit. Ini pohon Maja yang ternyata masih ada sampai sekarang. Kerasnya Seperti buah kelapa versi lebih kecil. Bentuknya mirip jeruk bali versi keras dan lebih lonjong.

Ken Dedes adalah nama permaisuri dari Ken Arok pendiri Kerajaan Tumapel (Singhasari). Ia kemudian dianggap sebagai leluhur raja-raja yang berkuasa di Jawa, nenek moyang wangsa Rajasa, trah yang berkuasa di Singhasari dan Majapahit. Tradisi lokal menyebutkan ia sebagai perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa, perwujudan kecantikan yang sempurna.
Arca Ken Dedes.

Mahapatih Gajah Mada yang telah berhasil menyatukan nusantara tidak ingin menunjukkan wajahnya. Ini sebenernya cukup positif mengingat jaman sekarang banyak orang yang suka menyalahgunakan sesuatu.

.
Habis explore museum kita makan PECEL WADER di depan semacam bendungan. Seporsi harganya Rp 13.000.. Ini salah satu menu wajib kalau sudah sampai Trowulan


Konon di bendungan ini saat Raja Majapahit menjamu para tamu dari luar negeri seluruh piring dan gelasnya dibuang ke dalamnya. Padahal terbuat dari emas. Para tamu tentu saja sangat takjub, mereka berpikir betapakayanya kerjaan Majapahit padahal di bawah bendungan terdapat jaring besar untuk mengambil semua perlengkapan makan dari emas yang dibuang tadi.

 Dahulu kala, Kapal-kapal bisa berlayar sampai tempat ini. Kapal berukuran 30 meterr Keren ya lokasinya. Tempat ini dikenal dengan nama KOLAM SEGARAN. Kita mengisi amunisi di depan kolam segaran untuk selanjutnya explore candi-candi yang ada.

Candi Tikus
Candi Tikus adalah kolam pemandian ritual (petirtaan). Saat turun melewati tangga di belakang foto seharusnya jaman dahulu itu berisi penuh air. Nama 'Candi Tikus' diberikan karena pada saat ditemukan tahun 1914, situs ini menjadi sarang tikus. Dipugar menjadi kondisi sekarang ini pada tahun 1985 dan 1989, kompleks pemandian yang terbuat dari bata merah ini berbentuk cekungan wadah berbentuk bujur sangkar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Trowulan). Kaki gue rasanya kebakar n melepuh.. Maklum demi totalitas di tengah hari bolong kita foto-foto tanpa alas kaki. Baju gue dah basah kena keringat tuh.
Dasar Candi Tikus. Tempat mandi Raja jaman dulu begini nih. Ini kalau musim hujan keisi air nggak y?









Simpang Lima Kediri. Sampai simpang lima dah hampir jam 6 sore. Sayang kalau foto-foto udah g ada sinar matahari. Ini yang kedua kalinya gue ketempat ini.
Foto dengan properti. Candi sepertinya bagus untuk foto prewedding atau foto bersama mantan. eh
Merdekaaa. Bhineka Tunggal Ika. Tidak akan bersenang-senang sebelum nusantara dipersatukan. Sumpahnya Gajah Mada.
Candi Tikus memiliki sebuah tangga yang berada di sisi utara Candi. Putri Majapahit berada di satu-satunya tangga yang ada di candi ini.Tangga ini menuju dasar kolam.
Tidak jauh dari Candi Tikus, di desa Temon berdiri gapura Bajang Ratu
Bajang ratu dalam bahasa Jawa berarti 'raja (bangsawan) yang kerdil atau cacat.' Tradisi masyarakat sekitar mengkaitkan keberadaan gapura ini dengan Raja Jayanegara, raja kedua Majapahit. Berdasarkan legenda ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya. Nama ini mungkin juga berarti "Raja Cilik" karena Jayanegara naik takhta pada usia yang sangat muda. Sejarahwan mengkaitkan gapura ini dengan Çrenggapura (Çri Ranggapura) atau Kapopongan di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci yang disebutkan dalam Negarakertagama sebagai pedharmaan (tempat suci) yang dipersembahkan untuk arwah Jayanegara yang wafat pada 1328
Sisi pojok belakang Wringin Lawang.





Woii kita di Wringin Lawang. Keceriaan ini menutup segala kerempongan saat ganti kostum. Candi ini berupa lapang terbuka dan hanya terdapat pos petugas yang berukuran kecil. Gue memilih ganti baju di elf yang jelas adem sambil menunggu para abdi dalem bersiap-siap menyambut gue.. Peace.. Pastikan pintu elf terkunci dan ganti dikursi selain yang paling depan. Bebas deh lo 
Istana Gebang 
Istana Gebang adalah rumah kediaman mantan Presiden Soekarno di Kota BlitarJawa Timur. Rumah ini berada di Jalan Sultan Agung Blitar, sekitar 2 kilometer dari Makam Bung Karno. Setiap tanggal 6 Juni, hari kelahiran Bung Karno, di rumah ini diselenggarakan acara memperingati hari lahir Bung Karno. Belakang patung itu adalah Istana Gebang. Agar tetap bersih kita harus melepas alas kaki saat memasukinya.
Presiden Soekarno yang punya 9 istri. Sepertinya presiden tini memang ganteng atau berkarisma dan sungguh perkasa. Gue harus porsi lebay karena kalian nggak akan bisa begitu. Udah terima aja.. Satu istri aja berat bro...Kalau lo nggak latihan angkat junjung barang sejak dini. Patung ini ada di area makam Bung Karno. .
Gelang dan kalung murah banget di area makam Bung Karno. Rp 20.000 dapat 4 gelang.
Pintu masuk area makam Bung Karno. Begitu masuk kita disambut patung Bung Karno yang sedang duduk. Kanan Kiri patung ada museumnya. Pintu keluarnya di belakang makam.


Setelah melewati gerbang ini, Lo lbisa ngelihat makam Bung Karno secara langsung. Gue g naik ke area makam karna sebelumnya udah pernah kesini. Saat ke area makam kalian harus lepas alas kaki.

Di dalam area museum Soekarno nih.

Ayam Bakar di terminal Blitar, yahut banget. Gue habis Rp 25.500 untuk ayam bakar bagian dada + nasi+ es jeruk. Ayamnya berupa daging-daging yang sudah dipisahkan dari tulangnya. Ini cukup berbeda dengan ayam bkar yang biasanya gue makan karena biasanya utuh berbentuk dada beserta tulang-tulangnya yang keras. Khusus saat ini gue g bagi-bagi nasi karena udah laper banget. ini makan malemnya dah hampir jam 20.00 padahal gue biasa makan malam jam 18.00.


Gerbangnya tinggi banget
Gapura Wringin Lawang
 Gapura Wringin Lawang didugamenjadi pintu masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada(https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Trowulan)
Rumah di Bejijong ini adalah contoh bentuk  rumah jaman majapahit
Budha Tidur
Patung sleeping Budha ini termasuk yang paling besar di dunia katanya.




Go Home

Share cost trip ini gue habis Rp 355.000 untuk penginapan, sewa elf, masuk ke objek dll. Transportasi kelokasi naik Kereta PP dll  habis Rp 180.000. Makan, minum, dan oleh-oleh Rp 100.000. Total Rp 700.000,00. Langsung terkapar gue di kereta.

 Sekian kenarsisan ini. Akhirnya gue tambah reviewnya untuk memuaskan para abdi dalem.. hahahahaha.. Sorry ya kemaren masih dikit banget.