HALUSINASI BIJI KECUBUNG part 1

Mei 05, 2018 39 Comments
HALUSINASI BIJI KECUBUNG part 1

Cerita ini dibuat berdasarkan kisah  yang dikumpulkan serta dimodifikasi untuk mendeskripsikan betapa berbahayanya biji kecubung. So, jangan coba-coba.

Kecubung Buah yg efeknya lebih bahaya dari pada "Ganja"

Dedi adalah seorang pemuda berumur 35 tahun dari dusun garongan dengan perawakan tinggi besar. Banyak yang mengatan tampangnya lumayan kalau dipandang dari belakang. Saat ini sedang berstatus single. Dia menyandang status itu sejak SD. Jangan diartikan dia pernah punya pacar waktu masih TK sebab dia langsung masuk SD tanpa melalui TK. Hobinya adalah memancing. Dia slengekan, suka bergurau, dan sangat pelupa.

Dedi sedang duduk-duduk diberanda sore itu ketika pamannya datang. Pamannya mengundang Dedi untuk datang di acara sunatan anaknya. Untuk memeriahkan acara Paman Dedi mengundang kelompok kesenian tradisional Jathilan. Kelompok yang paman undang adalah kelompok yang sedang naik daun dan yang memiliki dukun penangkal yang sakti. Pemain jathilan diiringi gamelan yang konon mengundang setan/demit sehingga pemain yang awalnya menari teratur menjadi kesurupan hingga tidak terkontrol (ndadi dalam bahasa jawa) dan baru pulih setelah dukun menangkalnya. Spontan Dedi mengatakan pada pamannya bahwa acara akan lebih meriah jika pamanannya mencampurkan biji kecubung yang sudah dikeringkan lalu digerus ke dalam minuman kopi yang disajikan pada para pemain. Paman bertanya dimana dia bisa menemukan biji kecubung. Dedi mengatakan di rumah pak Amat banyak. Bunganya seperti terompat yang digunakan untuk pagar rumahnya. Pamannya menyanggupi dengan santai ide dari Dedi. 


Hasil gambar untuk jathilan

Dedi datang lebih awal di acara pamannya karena ingin segera melihat hasilnya. Pamannya ternyata sungguh-sungguh mempraktikan ide yang sebenearnya hanya gurauannya.  Benar saja belum saatnya ndadi para pemain sudah ambyar tidak karuan. Ada yang langung over copot-copot baju telanjang bulat lari kesana kemari. Beberapa lari ke sawah di ujung pinggir desa sampai dikejar-kejar kru jathilan. Kuda properti jathilan rusak semua karena terinjak-injak penari yang jumpalitan hilang kesadaran. Pemainnya seperti orang idiot timpal si biang kerok, Dedi, sambil tertawa terpingkal-pingkal. Penonton mengira pemain sudah ndadi padahal karena efek halusinasi biji kecubung. Dukan saktinya sampai stress berat.  Sudah komat-kamit habis-habisan dan diberi minum air kembang masih saja belum sadar para pemainnya. Dukun mengatakan kalau demit-demit di dusun ini benar-benar ndableg. Jathilannya akhirnya bubar sendiri sampai jam 1 malam karena kelelahan tetapi efeknya sampai 3 hari baru hilang. Pemain di evakuasi ke rumahnya masing-masing dengan susah payah.



Dedi tahu efek dari biji kecubung karena pernah mencobanya sendiri. Waktu itu dia sedang sakit gigi. Di rumah cuma ngeluh-ngeluh taanpa henti. Simboknya memberikan air rendaman bunga kecubung pada Dedi. Ingin hasil yang instan Dedi berinisiatif mencari sendiri mencari tanaman bunga kecubung. Bijinya turut serta dia masukkan kedalam ramuan ciptaannya yan dia yakini akan lebih mujarab dibandingkan ramuan simboknya. Setelah meminumnya Dedi merasa bahwa dirinya adalah ayam. Dia cuma bisa bersuara petok-petok dan kukuruyuk selama 3 hari berturut-turut. Dia ikut tidur ke kandang ayam milik tetangga membuntuti ayam betina warna hitam blorok. Simboknya bingung berpikir Dedi kesurupan.  Bapak beserta tetangganya langsung mencari mbah Niti yang diyakini bisa menangani Dedi yang sedang kesurupan. Usaha mbah Niti untuk menyembuhkan kesurupan gagal. Dedi masih saja 'petot-petok'. Mbah Niti mengatakan bahwa Dedi kesurupan raja ayam yaitu Ayam Cinde Laras dan hanya ada satu orang yang bisa menyembuhkan Dedi. Orang tua Dedi dan warga sekampung yang jadi geger karena Dedi siap mencari orang itu dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Orang yang dimaksud Mbah Niti adalah simboknya dan sekarang sudah meninggal. Sayang sekali pemuda kekar seperti Dedi tetap hanya bisa bersuara kukuruyuk dan lari serta lompat kesana kemari seperti ayam selama 3 hari. 

Hasil gambar untuk sandal swallow
Jono teman Dedi ternyata juga pernah menemui kasus efek halusinasi secara tidak langsung yang dialami Pardi kakaknya sendiri. Ketika simbok mereka pulang dari pasar. Pardi membongkar belanjaanya  simbok dan menemukan telur ayam. Pardi mengambil 2 telur kemudian di goreng dengan campuran 3 biji kecubung yang telah dikeringkan. Setelah matang, Pardi mengambil nasi dengan telur itu sebagai lauknya. Satu jam muka Pardi jadi merah, 2 jam matanya ikut merah, 3 jam kemudian jungkir balik kepalanya di bawah persis seperti ikan yang ingin melepaskan diri dari pancingnya. Masih berlanjut dengan minta makan tetapi lauknya kelelawar. Masih kurang si Pardi mengambil pisau di dapur. Sandal swallow simbok warna orange lumayan masih baru di iris-iris lalu dimakan sampai habis 1 jadi tinggal sebelah saja sandalnya. Simbok Pardi nangis-nangis karena sandalnya masih hutang dari warung mbak Nur dan padahal mau dipakai pengajian nanti sore. Pardi sampai seminggu tidak bisa bicara.karena lidahnya mengkeret.