Pada akhirnya gue bikin cerbung aja ya.. Kalian harus baca cerita dedi yang sebelumnya kalau nggak mau ketinggalan cerita. Identitas keluarga Dewi part 2 lain kali aja ya..
Nama lengkap Dedi adalah Dedi Darmawan. Darmawan adalah nama Bapak Dedi. Dia diberi nama Dedi karena merupakan anak laki-laki keempat di keluarganya. Semua anak dikeluarganya memiliki nama belakang Darmawan. Pada saat hamil, Ibu Dedi sangat berharap bahwa anak dalam kandungannya akan berjenis kelamin perempuan. Saking inginnya Ibu Dedi sengaja membeli baju bayi bernuansa pink. Ibu sudah bosan dengan anak laki-laki.Tidak ada yang bisa diajak ngerumpi atau nonton sinetron.
Bapak Dedi adalah pegawai kelurahan. Ibu Dedi adalah ibu rumah tangga. Meskipun hanya lulusan SMP, Ibu dedi berdedikasi tinggi dalam kegiatan kampung. Beliau menjadi kader kesehatan dan gemar mengikuti segala macan arisan serta kegiatan kampung lainnya untuk mengisi kesibukan. Supaya gampang diingat, Bapak Dedi memberi nama anaknya sesuai abjad. Anak pertama bernama Aji, Bayu, Candra, lalu Dedi. Selisih umur mereka masing-masing adalah 3 tahun. Ibu Dedi memakai KB suntik untuk menjarangkan persalinan. Setelah Dedi lahir, Ibu Dedi memilih steril karena sudah tidak ingin punya anak lagi serta usianya sudah berisiko untuk hamil lagi.
Aji adalah anak sulung keluarga Darmawan. Dia sangat pintar dan berjiwa pemimpin. Saat dia berumur 9 tahun, Dedi lahir. Jabatan abadinya adalah sebagai ketua. Ketua kelas, ketua OSIS, Ketua Remaja Masjid dan lain-lain. Dia selalu sholat di masjid dan sekaligus mengumandangkan adzan bila waktunya telah tiba. Dia merupakan laki-laki idaman gadis-gadis. Dia tidak pernah pacaran tetapi akan langsung menikah jika sudah mampu. Inilah yang sangat membuat Dedi khawatir. Dedi takut Aji akan langsung melamar Dewi menjadikannya istrinya.
Bayu adalah anak kedua Pak Darmawan. Dia sangat gemar berolahraga. Badannya tinggi dan atletis. Dia begitu pandai memasak. Masakannya selalu lezat. Dia yang paling sering membantu ibu di dapur. Saat akan membuat masakan baru, Dewi adalah orang pertama yang disuruh mencicipi masakannya. Kalau sudah di dapur bersama Dewi, Dedi akan mengawasi Bayu dengan seksama. Terlebih Bayu suka sekali membopong atau menggendong Dewi. Sebelum memulai aksi masaknya, Dewi didudukkan di meja dapur dan dengan lancarnya Bayu menjelaskan segala yang akan dilakukannya.
Candra adalah anak ketiga. Dia pandai bermain alat musik dan suka bernyanyi. Wajahnya yang tampan dan gayanya yang romantis sering membuat gadis-gadis berdebar kencang. Ketika dia memainkan gitar kesayangannya di depan Dewi, Dedi akan merasa sangat kalang kabut khawatir Dewi akan terpesona pada Candra. Dia sangat suka menggoda Dedi seolah-olah akan merebut Dewi.
Kedua orang tua Dewi bekerja sehingga sejak pindah ke Jogja Dewi dititipkan pada Ibu Dedi. Ibu Dedi sangat gembira seperti mendapat anak perempuan yang selama ini diidamkannya. Dewi satu SD dengan Dedi dan kakak-kakaknya. Sebenarnya Dedi dan Dewi selisih hampir 3 tahun tetapi karena sulit mencari TK yang dekat rumah, Dewi dititipkan di kelas 1. Saat Dewi kelas 1, Dedi berada di kelas 2. Setelah berjalan setahun, ternyata prestasi Dewi sangat baik sehingga umur Dewi akhirnya dituakan setahun supaya umurnya mencukupi untuk dapat melanjutkan di kelas 2. Dedi sendiri malas-malasan belum mau sekolah karena ingin bersama Dewi terus-menerus.
Setiap hari setelah meletakkan tas dan ganti baju di rumahnya, Dewi ke rumah Dedi sampai sore hingga orang tuanya pulang kerja. Terkadang Dedi yang menemani Dewi bermain di rumanhnya.
Suatu ketika Ibu Dedi ada arisan di rumah Mbak Nur yang ada di depan rumah sehingga kedua anak kecil itu pilihannya ikut arisan atau tetap main di rumah berdua saja.
Ibu : " Dedi, Ibu mau arisan di rumah Mbak Nur, ikut tidak? itu sudah mulai kelihatan ramai"
Dedi : " Aku di rumah saja sama Dewi"
Ibu :" Nanti kalau ada apa-apa nyusul ya atau panggil Ibu!' Dedi Dewi ibu pergi dulu ya"
Dedi dan Dewi :' Ya Bu"
Arisannya paling satu jam selesai tetapi yang namanya emak-emak lebih seru ngerumpinya. Satu jam berlalu dan turun hujan. Ibu pulang sebentar mengangkat jemuran lalu balik lagi ke rumah Mbak Nur. Katanya mau bikin rujak.
Dewi : "Mas Dedi, aku ngantuk, pinjem bantal boleh?"
Dedi : "Tidur saja di kamarku, nanti badanmu sakit kalau tidur di depan TV cuma beralas karpet".
Dewi : "Ya, kamarmu dimana?
Dedi : "Yuk, kuanterin"
Dewi berdiri mengikuti Dedi.
Dedi : "Tunggu sebentar ya Dik". Dedi lari cepat-cepat ke kamar untuk menata dan merapikan tempat tidur. Dedi tidur sekamar dengan Candra sebelum memiliki kamar sendiri. Ranjang Dedi dan Candra terletak bersebelahan dan dipisahkan meja panjang yang biasa digunakan untuk belajar. Dedi mempersilahkan Dewi tidur di ranjang Candra. Dewi tertidur dengan pulas. Setelah menyelimuti Dewi, Dedi menuju ranjangnya untuk tidur juga.
Dua jam berlalu, Dedi terbangun menatap tajam ke arah Dewi. Ada punggung yang sangat dikenalnya. Rupanya Candra sudah pulang dari sekolah. Dia kelas 5 SD dan masih memakai seragam saat duduk di kursi belajatnya menghadap ke arah Dewi. Candra mengelus rambut Dewi perlahan kemudian jarinya menyentuh wajah Dewi. Candra berdiri lalu mencondongkan wajahnya ke arah Dewi seperti ingin mencium. Dengan sigap Dedi menerjang Candra. Candra sampai terjungkal menerima kekuatan Dedi yang tanpa batas. Mendengar kegaduhan, Dewi akhirnya terbangun. Ibu datang terkaget-kaget melihat Dedi dan Candra bertengkar. Dedi marah-marah sambil merengek minta kamar sendiri. Ibu kebingungan dan mengatakan agar menunggu Bapak pulang dulu.
Tak lama Aji dan Bayu juga pulang. Mereka menenangkan Dedi yang kepalanya sudah panas. Candra hanya cengar-cengir saja melihat adiknya kalang kabut. Dewi yang kebingungan melihat Dedi seperti ingin menangis. Bayu menghampiri Dewi dan menggendongnya masuk ke kamar Aji supaya Dedi tidak makin marah. Bapak yang pulang terakhir kaget karena sudah dihadang Ibu di halaman rumah. Akhirnya garasi mobil diubah jadi kamar Dedi untuk sementara sambil menunggu tukang datang untuk merenovasi rumah. Sesore keluarga itu gotong royong menyiapkan kamar untuk Dedi yang ngambek berat.
AJI DARMAWAN |
BAYU DARMAWAN |
CANDRA DARMAWAN |
Candra adalah anak ketiga. Dia pandai bermain alat musik dan suka bernyanyi. Wajahnya yang tampan dan gayanya yang romantis sering membuat gadis-gadis berdebar kencang. Ketika dia memainkan gitar kesayangannya di depan Dewi, Dedi akan merasa sangat kalang kabut khawatir Dewi akan terpesona pada Candra. Dia sangat suka menggoda Dedi seolah-olah akan merebut Dewi.
Kedua orang tua Dewi bekerja sehingga sejak pindah ke Jogja Dewi dititipkan pada Ibu Dedi. Ibu Dedi sangat gembira seperti mendapat anak perempuan yang selama ini diidamkannya. Dewi satu SD dengan Dedi dan kakak-kakaknya. Sebenarnya Dedi dan Dewi selisih hampir 3 tahun tetapi karena sulit mencari TK yang dekat rumah, Dewi dititipkan di kelas 1. Saat Dewi kelas 1, Dedi berada di kelas 2. Setelah berjalan setahun, ternyata prestasi Dewi sangat baik sehingga umur Dewi akhirnya dituakan setahun supaya umurnya mencukupi untuk dapat melanjutkan di kelas 2. Dedi sendiri malas-malasan belum mau sekolah karena ingin bersama Dewi terus-menerus.
Setiap hari setelah meletakkan tas dan ganti baju di rumahnya, Dewi ke rumah Dedi sampai sore hingga orang tuanya pulang kerja. Terkadang Dedi yang menemani Dewi bermain di rumanhnya.
Suatu ketika Ibu Dedi ada arisan di rumah Mbak Nur yang ada di depan rumah sehingga kedua anak kecil itu pilihannya ikut arisan atau tetap main di rumah berdua saja.
Ibu : " Dedi, Ibu mau arisan di rumah Mbak Nur, ikut tidak? itu sudah mulai kelihatan ramai"
Dedi : " Aku di rumah saja sama Dewi"
Ibu :" Nanti kalau ada apa-apa nyusul ya atau panggil Ibu!' Dedi Dewi ibu pergi dulu ya"
Dedi dan Dewi :' Ya Bu"
Arisannya paling satu jam selesai tetapi yang namanya emak-emak lebih seru ngerumpinya. Satu jam berlalu dan turun hujan. Ibu pulang sebentar mengangkat jemuran lalu balik lagi ke rumah Mbak Nur. Katanya mau bikin rujak.
Dewi : "Mas Dedi, aku ngantuk, pinjem bantal boleh?"
Dedi : "Tidur saja di kamarku, nanti badanmu sakit kalau tidur di depan TV cuma beralas karpet".
Dewi : "Ya, kamarmu dimana?
Dedi : "Yuk, kuanterin"
Dewi berdiri mengikuti Dedi.
Dedi : "Tunggu sebentar ya Dik". Dedi lari cepat-cepat ke kamar untuk menata dan merapikan tempat tidur. Dedi tidur sekamar dengan Candra sebelum memiliki kamar sendiri. Ranjang Dedi dan Candra terletak bersebelahan dan dipisahkan meja panjang yang biasa digunakan untuk belajar. Dedi mempersilahkan Dewi tidur di ranjang Candra. Dewi tertidur dengan pulas. Setelah menyelimuti Dewi, Dedi menuju ranjangnya untuk tidur juga.
Dua jam berlalu, Dedi terbangun menatap tajam ke arah Dewi. Ada punggung yang sangat dikenalnya. Rupanya Candra sudah pulang dari sekolah. Dia kelas 5 SD dan masih memakai seragam saat duduk di kursi belajatnya menghadap ke arah Dewi. Candra mengelus rambut Dewi perlahan kemudian jarinya menyentuh wajah Dewi. Candra berdiri lalu mencondongkan wajahnya ke arah Dewi seperti ingin mencium. Dengan sigap Dedi menerjang Candra. Candra sampai terjungkal menerima kekuatan Dedi yang tanpa batas. Mendengar kegaduhan, Dewi akhirnya terbangun. Ibu datang terkaget-kaget melihat Dedi dan Candra bertengkar. Dedi marah-marah sambil merengek minta kamar sendiri. Ibu kebingungan dan mengatakan agar menunggu Bapak pulang dulu.
Tak lama Aji dan Bayu juga pulang. Mereka menenangkan Dedi yang kepalanya sudah panas. Candra hanya cengar-cengir saja melihat adiknya kalang kabut. Dewi yang kebingungan melihat Dedi seperti ingin menangis. Bayu menghampiri Dewi dan menggendongnya masuk ke kamar Aji supaya Dedi tidak makin marah. Bapak yang pulang terakhir kaget karena sudah dihadang Ibu di halaman rumah. Akhirnya garasi mobil diubah jadi kamar Dedi untuk sementara sambil menunggu tukang datang untuk merenovasi rumah. Sesore keluarga itu gotong royong menyiapkan kamar untuk Dedi yang ngambek berat.
Hi Kak Airin.. Asik nih Dedi jadi cerita bersambung. Cukup jelas tentang Dedi dan keluarga. Based on true story kah ini kak?
BalasHapusHaha... rahasia
HapusHi Kak Airin.. Asik nih Dedi jadi cerita bersambung. Cukup jelas tentang Dedi dan keluarga. Based on true story kah ini kak?
BalasHapus"Pada saat hamil, Ibu Dedi sangat berharap bahwa anak dalam kandungannya akan berjenis kelamin laki-laki. Saking inginnya Ibu Dedi sengaja membeli baju bayi bernuansa pink. "
BalasHapusApakah kalimat di atas typo kak airin?
Heeem seru ceritanya ditunggu kelanjutannya.
Enggak.. typonya dimana?
HapusO iya typo.. harusnya perempuan
HapusBaru mau tanya kok pengen anak laki-laki tapi bajunya beli yang nuansa pink, eh udah ditanya leni haha
BalasHapusJadi penasaran sama Candra yang jago main alat musik dan nyanyi, nanti akan ada cerita Candra lagi kah mbak?
Ada
HapusSaya sampai baca berulang-ulang untuk memahami,"Pada saat hamil, Ibu Dedi sangat berharap bahwa anak dalam kandungannya akan berjenis kelamin laki-laki. Saking inginnya Ibu Dedi sengaja membeli baju bayi bernuansa pink".Mungkin yang dimaksud "akan berjenis kelamin perempuan". Terlepas dari itu, semua nama anaknya dibuat berdasarkan abjad. Keren juga sih.
BalasHapusDedi Darmawan mengingatkanku akan pemusik jazz Indonesia, Dwiki Dharmawan deh.
BalasHapuswww.CeritaMaria.com
Jadi teringat waktu SD.. Temanku cowok semua.. Tapi bukan aku yg dititipkan.. Mereka yg dateng buat ngajak main bareng..
BalasHapusJadi nya sampai sekarang aku gak bisa main bola bekel.. Lebih biasa main bola gundu.. Hehe..
Jadi teringat waktu SD.. Temanku cowok semua.. Tapi bukan aku yg dititipkan.. Mereka yg dateng buat ngajak main bareng..
BalasHapusJadi nya sampai sekarang aku gak bisa main bola bekel.. Lebih biasa main bola gundu.. Hehe..
Berlawanan banaget ya sifatnya Bayu. Gemar olahraga tapi pintar memasak. Hahaha
BalasHapusJadi gak sabar nunggu cerita selanjutnya.
Kalau kisah ini nyata sepertinya aku akan jatuh cinta sama Bayu Darmawan yang pandai masak hehehehe
BalasHapusDitunggu untuk karakter Aji ya.. karena baru dia yg belum klihatan.. apa sengaja disimpan buat membantu Dedi terbuka ttg alasannya marah2?..hehe..
BalasHapusWaahh keluarga dermawan, sifatny dermawan seperti namanya ga yaa hhe
BalasHapusSi Dewi jadi primadona yah, jadi bahan rebutan sampe adu jotos wkwkwkwk.
BalasHapushahaha, ceritanya seru, Jadi gak sabar cerita lanjutannya
BalasHapus-Galuh-
"Candra mengelus rambut Dewi perlahan kemudian jarinya menyentuh wajah Dewi. Candra berdiri lalu mencondongkan wajahnya ke arah Dewi seperti ingin mencium"
BalasHapusIni cerita anak SD tp kok sedikit berbau pornografi ya, bener gk sih? apa seperti ini generasi jaman now? CMIIW
sasarannya remaja kok sampai 40 tahun
HapusCerita cinta monyet jaman anak2 punya kelucuan tersendiri ya, hehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussi dedy keluar lagii... cerbung jadinya yaaaah.
BalasHapuswah cerbung. Kreatif nih buatnya. Jadi bisa berkhayal :) kapan cerita selanjutnya keluar
BalasHapushttps://helloinez.com
What is a casino? - DrmCD
BalasHapusThe casino 영천 출장안마 is essentially a betting 구리 출장안마 site, where you are wagering on 계룡 출장마사지 sports, such as football, 속초 출장안마 horse racing, boxing, 청주 출장마사지 cricket and boxing. It is the best