Ingetkan sama Dedi dan Dewi? Kalau enggak, kalian harus baca cerita gue tentang kecubung. Dedi yang nggemesin.. hahahaDewi adalah satu-satunya wanita yang sejak awal telah mengalihkan dunia Dedi. Dewi memenuhi seisi kepala Dedi. Bangun tidur ke rumah Dewi. Seharian bersama Dewi. Ingin tidurpun terbayang wajah Dewi. Dedi sudah menyukai Dewi sejak pertama kali bertemu. Mungkin ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama. Dedi selalu ingin berada di dekat Dewi atau sekadar bisa menatap wajahnya saja sudah senag membuat hatinya berdebar bahagia.
Cahaya Dewita Hapsari adalah nama lengkap Dewi. Namanya cantik seperti orangnya. Senyumnya yang manis, lesung pipi yang menggemaskan, matanya yang indah, wajah imut dan suaranya yang manja, dan segala tingkah laku serta gerak-gerik dari Dewi disukai oleh Dedi. Dewi memancarkan aura yang menarik dan penuh keceriaan sehingga semua orang yang bertemu dengannya akan langsung menyukainya dan menuruti semua keinginannya. Apalagi Dedi yang selau siap melakukan segalanya untuk Dewi.
Sebelum pindah ke Jogja, Dewi memanggil orang tuanya dengan sebutan Papa dan Mama tetapi karena kebanyakan anak memanggil orang tuanya dengan Bapak dan Ibu akhirnya Dewipun Ikut-ikutan. Ibu yang bekerja atau jika keluarganya kaya dan berpendidikan biasa dipanggil ibu. Kanjeng Ibu pada zaman dulu. Ibu yang tidak bekerja, pendidikannya kurang atau dari keluarga biasa, dipanggilnya Simbok.
Keluarga ibu Dewi memiliki silsilah tertulis yang ditulis dalam aksara Jawa hingga kakek buyut Dewi ke atas 10 keturunan. Dewi masih merupakan keturunan dari Kraton Solo kalau dirunut ke atas.
Leluhur dari pihak ibu Dewi dikenal sebagai keluarga yang kaya raya. Orang kaya zaman sekarang tidak semencolok zaman dulu karena ekonomi juga sudah cukup merata. Dahulu kekayaan seseorang dapat dilihat dari luas tanah/ lahan/ rumah, jumlah uang, abdi dalem dan tentu saja emas mutiara yang dimiliki serta kuatnya pengaruh. Bahkan pakainan dan kendaraan yang dipakai sangat mencolok terlihat berbeda dari kalangan orang biasa. Kendaraan zaman dulu kereta kencana. Ditarik oleh kuda atau tandu dipanggul orang karena belum ada mobil. Pakaian orang-orang zaman dulu hanya terbuat dari karung goni. Kebaya dan surjan hanya dimiliki orang-orang tertentu. Kakek Canggah Dewi sangat sakti. Peluru tidak dapat menembus kulitnya. Semasa hidupnya beliau termasuk bangsawan yang turut mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro secara materi dan memberikan beberapa prajuritnya serta ikut berperang melawan Belanda yang licik dan membuat rakyat Indonesia melarat sampai berabad-abad.
Kakek Canggah Dewi termasukyang paling berpengaruh di wilayah Klaten hingga Semarang. Rumah yang seperti istana Jawa pada umunya berbentuk Rumah adat Joglo yang sangat besar didiami kakek canggah bersama 3 istri dan kedua puluh anaknya. Kakek buyut Dewi selaku anak bungsu dari istri ketiga Kakek Canggah yang memiliki empat anak, diberi lahan di Klaten Utara. Kakek Buyut Dewi adalah seorang pedagang ulung yang sangat menyukai seni karawitan. Berperawakan tinggi, tegas dan berwibawa tetapi hatinya lembut. Beliau juga rendah hati, merakyat, dan ramah sekalipun pada yang paling miskin sekalipun. Rumah Joglo kakek buyut memang tidak sebesar istana kakek canggah tetapi cukup besar seperti layaknya penguasa wilayah itu. Saat panen, kakek menggelar pertunjukan karawitan dengan mengundang keluarga, mitra dagang, masyarakat sekitar dan tentu saja untuk menyenangkan hati para abdinya yang setia. Suatu ketika ketika Kakek buyut sedang menunjukkan kepiawainnya bermain alat musik tradisonal, ada seorang perempuan berkulit kuning langsat dengan perawakan kecil dan mata agak sipit terus memandangi Kakek buyut. Leluhur Nenek buyut memang ada yang keturunan Cina. Tidak sengaja mereka saling bertemu pandang cukup lama.
Nenek buyut tetap dinikahi Kakek buyut meski seorang janda dengan satu anak perempuan. Kakek Canggah cukup mementang pernikahan Kakek buyut karena meskipun cantik, nenek buyut janda, lebih tua dan tidak sederajat. Disamping itu kakek buyut sudah menetapkan jodoh kakek buyut dengan gadis yang tak kalah cantik. Di usia Kakek Canggah yang keenampuluh Kakek buyut dilahirkan. Sepertinya hal tersebut yang membuat kakek buyut seperti ada jarak dengan ayahnya sendiri. Kakek buyut sungguh memuliakan istrinya dan lahirlah nenek Dewi. Zaman dulu jumlah anak biasanya banyak. Begitu Kakek buyut hanya mencintai satu wanita dan menyayangi juga menyayangi anak tirinya. Nenek Dewi adalah putri tunggal kandung Kakek buyut dewi tetapi kakek buyut selalu memperlakukan adil anak kandung dan anak tirinya.
Nenek Dewi pernah menikah dengan tiga laki-laki. Suami pertama adalah seorang ajudan Bupati Semarang yang ikut mendampingi bupatinya ketika menghadiri pernikahan megah kakak nenek. Seorang pria berumur 28 tahun dengan penampilan rapi dan sopan. Ketika itu Nenek masih berusia dua belas tahun. Dibalik setiap kebaikan kakek ternyata ada orang yang sangat membnci beliau. Kakek buyut memiliki musuh bebuyutan yang membuat dirinya khawatir. Kakak tiri nenek sempat sakit parah hingga dua tahun lamanya karena guna-guna. Nenek dan kakak tirinya selisih 6 tahun. Saking sedihnya karena tidak ada yang dapat menyembuhkan anak tirinya, Kakek buyut menggelar sayembara pada siapa yang dapat menyembuhkan kakak nenek. Akhirnya datang pria ampuh dari Kediri yang dapat menyembuhkan kakak nenek. Sesuai janji, pria itu menjadi menantu Kakek buyut dan diberikan separuh tanah milik kakek Buyut dengan janji sakral akan mebahagiaka dan melindungi anak tirinya sampai akhir hayat.
Nenek Dewi bertubuh tinggi ramping dan memiliki wajah yang sangat manis. Sang ajudan sangat meyayangi dan memanjakan Nenek. Seolah-olah sehelai rambutpun tak boleh jatuh. Memandang wajah nenekpun sang ajudan sudah sangat bahagia. Begitu imut dan menggemaskan. Bagaikan dengan keponakannya tentu saja. Tak disangka sang ajudan menabrak seorang wanita saat mengendarai motor hingga terluka parah. Keluarga meminta pertanggungjawaban hingga sang ajudan terpaksa harus menikahi wanita itu. Sang ajudan menangis dengan penuh luka lara menyampaikan hal tersebut pada nenek. Nenek masih tiga belas tahun. Melihat suaminya sangat menderita nenek tidak berkata banyak hanya meminta waktu berpikir sambil menenangkan hati suaminya. Nenek termasuk wanita cerdas dan terpelajar karena pada zamannya yang disekolahkan hanya laki-laki saja.
Nenek merelakan sang ajudan menikahi wanita itu dan saat pernikahanpun nenek masih mendampingi dengan tabah. Nenek meninggalkan Semarang kembali ke rumah kakek buyut.
Kakek dan Nenek buyut memeluk nenek dengan begitu erat menyambut putri kecil semata wayangnya harus menghadapi masalah seperti itu. Nenek yang memiliki wajah ceria tak menampakkan kesedihan dan selanjutnya aktif mengikuti segala kegiatan kakek buyut. Seorang pria tampan dari keluarga yang sederajat mendekati nenek bermaksud untuk menikahi. Di usia lima belas tahun Kakek buyut menggelar pernikahan besar-besaran untuk menikahkan nenek. Rupanya paman sang pria tampan menginginkan kekayaan keponakannya yang sudah yatim dan terlebih memiliki istri kaya juga. Setengah tahun setelah menikahkan putrinya, kakek buyut meninggal karena disalahi musuhnya. Sebelum meninggal,kakek buyut mengatakan pada nenek bahwa nenek dan keturunannya akan menjadi orang sukses kembali apabila memiliki pasangan yang baik dan agar selalu rendah hati berbuat baik kepada sesama serta bertaqwa kepada Gusti Allah.
Bersambung.. hayati lelah....
Biasa yang huruf pertama pada namanya sama sih jodoh, ya. =)
BalasHapuswww.CeritaMaria.com
Eh, masak siihh... Kok aku gak berjodoh dg Kang Armand GIGi yaa....hihihi...
HapusInituh asli atau fiksi Mbak.. Hehe..
BalasHapusRahasia
HapusInituh asli atau fiksi Mbak.. Hehe..
BalasHapuskak airin akhir-akhiri ini lagi seneng membuat cerita yaa. :)
BalasHapuskartini
Iyes
HapusDuh lagi serius mikir kakek buyut nenek buyut tiba2 ada tulisan hayati lelah seketika aku ngakak.. hahah.. ditunggu kak lanjutan ceritanya
BalasHapusCerita sebelumnya diinget2 ya.. barangkali aku yang lupa.. haha
HapusSambil baca tulisan Kakak, saya membayangkan ekspresi kak airin, jika menceritakan hal ini secara langsung. Seru asik gitu. Eh...Masih bersambung...
BalasHapusSambil baca tulisan Kakak, saya membayangkan ekspresi kak airin, jika menceritakan hal ini secara langsung. Seru asik gitu. Eh...Masih bersambung...
BalasHapusG sia2 ya perjumpaan kita kmaren 😙
HapusKalau ini cerita fiksi, imajinasinya detail, top abis
BalasHapusTerimakasih 😊
HapusIni ceritanya jadi cerbung gitu ya kak? Ditunggu kelanjutannya.
BalasHapusSetiap cerpen nanti bakalan bersambung kak.. karena tangan sudah gempor.. pengen dipijit
HapusSelama ini aku hanya tahu silsilah keluarga hanya sampai buyut, sekarang nambah deh ahahha
BalasHapushaha.. keluargaku ada semacam perkumpulan keluarga.. trah keturanan gitu
HapusSuka kagum sama orang yang bisa membuat suatu cerita menarik seperti ini. Inspirasi menulisnya darimana ya kak?
BalasHapusNanti ya jawabannya. klo cerpennya dah jadi novel..
HapusJujur aku mah ni ya, aku baca ini kok jadi ngebayangin sendiri bentuk dari tiap tokoh-tokohnya.
BalasHapusfirdaussoeroto.com
ditunggu lanjutan ceritanya. penasaran :)
BalasHapusJadinya lebih kearah silsilah ya?
BalasHapusPenasaran sama kelanjutan ceritanyaa hehe
BalasHapusDitunggu cerita kelanjutannya, Kak Airin. Setiap tokoh punya keunikannya masing-masing ya di cerita ini.
BalasHapusNah ada juga cerpen. Keren banget nih gaya bahasanya. Tapi masukan, kasih dialog or percakapan lbh enak nih. Hehe tapi gw suka bacanya ini..
BalasHapusYang pertama aja lom baca.. eh yang ini pake bersambung, puyeng liat silsilah keluarganya hahahhaa (www.ichanisa.com)
BalasHapusMakanya baca donk.. kocak banget dah dedi
Hapuscocok buat yang suka sejarah.. kalo film mungkin kayak genre epik..hehe
BalasHapusWaduh silsilah keluarganya bikin puyeng bacanya 😅😅
BalasHapusKirain lanjutan kisah dedi dan kecubungnya 😅
Sang ajudan mengendarai motor dan menabrak seorang wanita.
BalasHapusZaman dulu sudah ada motor ya? Kalau iya, berarti hanya orang-orang tertentu saja yang punya.