SISTEM PENERIMAAN PESERTA DIDIK 2018 PERLU DIEVALUASI

Juli 15, 2018
SISTEM PENERIMAAN PESERTA DIDIK 2018 WAJIB DIEVALUASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, ATAU BENTUK LAIN YANG SEDERAJAT 

Hasil gambar untuk sekolah favoritBaru saja PPDB 2018/2019 dilaksanakan sesuai Permendikbud terbaru. Tujuannya memang bagus supaya pendidikan merata disetiap wilayah/ setiap wilayah punya sekolah favorit. Akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kecurangan serta rasa ketidakpuasan baik dari sisi pendaftar bahkan dari pihak sekolah favorit. 





Jenis Seleksi PPDB

  1. Jarak tempat tinggal ke Sekolah sesuai dengan ketentuan zonasi; 90% (Dibuktikan dengan KK minimal 6 bulan sebelum PPDB). Bagi yang berdomisili diluar zona maksimal 5% dengan ketentuan alasan khusus meliputi perpindahan domisili orangtua/wali peserta didik atau terjadi bencana alam/sosial.
  2. SHUN atau bentuk lain yang sederajat; 
  3. Prestasi di bidang akademik dan non-akademik yang diakui Sekolah. Jalur prestasi luar Zona maksimal 5%.
Hasil seleksi PPDB SMP Kota  Yogayakarta jalur prestasi terdapat 691 siswa dan jalur zonasi 2739 siswa. Mari kita ambil contoh sekolah:
SMPN 5 Yogyakarta

Tahun 2018/2019

jalur prestasi 64 siswa 297.400 - 274.200
Jalur zonasi 247 siswa  jarak 0.220 SHUN 263.300 - jarak 2.522 SHUN 192.400

Tahun 2017/2018
harus memasukkan nomor peserta

Tahun 2016/2017



SMPN 4 PAKEM KABUPATEN SLEMAN (terdapat 54 SMP Negeri di Kabupaten Sleman)

Tahun 2018/2019

303.50 - 275.50
Keterangan:
 Siswa Berprestasi (26 siswa)
 Siswa Luar Daerah (3 siswa)
Teknis PPDB diserahkan pada pemerintah daerah. Rupanya Kabupaten Sleman provinsi DI Yogyakarta dengan wilayahnya yang cukup luas, setiap kecamatan sudah memiliki sekolah favorit, Sekolah favorit tingkat provinsi dijadikan pilihan 1, kemudian favorit tingkat kabupaten pilihan 2, lalu favorit tingkat kecamatan dijadikan pilihan 3. Bagi yang nilainya tidak terlalu bagus, mereka akan memilih sekolah favorit tingkat kecamatan sebagai pilihan 1 lalu diteruskan ke bawah ditingkat kecamatannya.
Beruntungnya di Jogja, seleksi PPDBnya sering dilaksanakan lebih awal dari provinsi lain, sehingga apabila tidak lolos seleksi sekolah favorit di Jogja bisa saja mengambil di provinsi lain. Gue dulu daftar di SMAN 1 Yogyakarta, kalau tidak diterima ya gue ke SMAN 3 Semarang. Bu susi menteri favorit gue adalah salah satu siswa terbaik di Jabar karena pernah bersekolah di SMA gue meski banyak yang mencibir karena hanya lulusan SMP. Lususan terbaik SMP ya lebih baik dari para pencibir yang nggak jadi menteri


SMAN 1 YOGYAKARTA

TAHUN 2018/2019


 409.50 - 347.50

Keterangan:
 Siswa Berprestasi (84 siswa)
 Siswa Miskin (18 siswa)
 Siswa Umum (270 siswa)


SMAN 3 YOGYAKARTA

417.00 - 357.00

Keterangan:
 Siswa Berprestasi (109 siswa)
 Siswa Miskin (6 siswa)
 Siswa Umum (218 siswa)

Di jogja untuk jalur SMA zonasinya menggunakan Zonasi 1 ditetapkan kurang lebih pada jarak 5 kilometer dari titik terdekat pagar bumi sekolah dengan perbatasan terdekat desa atau kelurahan. Dengan demikian jalur penerimaan menjadi lebih baik/ tidak terlalu njomplang. Namun input tinggi memang tidak selalu berbanding lurus dengan output. Nyatanya beberapa jenis SD laskar pelangi yang jumlahnya hanya 7 sampai 15 siswa hasil keluarannya justru merata tinggi sehingga mereka dapat bersaing ditingkat provinsi.

Kelebihan sistem PPDB 2018
  • Sekolah mempuanyai kesempatan untuk mendapatkan peserta didik. Selama ini sekolah yang hasilnya menurut masyarakat biasa/ cenderung kurang banyak yang kekurangan murid.
  • Setiap wilayah memiliki sekolah favorit sehingga prestasi setiap wilayah lebih merata.
  • Siswa yang biasanya memiliki nilai bagus ketika sedang sakit saat ujian nilainya turun dapat terselamatkan.
  • Siswa tidak perlu resah untuk mencari alternatif sekolah swasta/ sekolah dipinggiran/ sekolah kekurangan murid lainnya apabila domisilinya dekat sekolah favorit


Kekurangan sistem PPDB 2018
  • Siswa yang sering bolos sekolah/ tidak pernah belajar pasti mendapat sekolah favorit karena alamatnya sangat dekat dengan sekolah
  • Siswa mungkin saja merasa rendah diri apabila tidak mampu mengikuti pelajaran atau tertinggal jauh dari teman-temannya. Guru juga mungkin saja merasa kesulitan mengajar siswa yang kemampuannya biasa.
  • Peringkat sekolah dapat jatuh sehingga kemungkinan akan dibuat kelas dengan sistem peringkat/ kelas unggulan karena siswa cerdas menjadi malas-malasan ketika berada di zona nyaman dengan teman-teman yang kemampuannya jauh di bawahnya.
  • Banyak yang menghalalkan segala cara seperti membuat surat keterangan miskin akan dapat diterima di sekolah favorit

Dari perbandingan hasil di atas, Jalur Zonasi maupunprestasi tetap dapat dijalankan, hanya saja dengan presentase yang berbeda. Misalnya 50% jalur zonasi, 50% jalur prestasi. SHUN adalah nilai dalam sekali penilaian, sehingga perlu dipertinmbangkan untuk memakai jalur nilai raport.

Previous
Next Post »

48 komentar

  1. Menarik sekali Kak bahasannya. Sistem pendidikan di sini sepertinya masih terus disamaratakan setiap anak ya? Cmiiw. Btw, melalui sistem ini, kalau guru kesulitan mengajar siswa yang kemampuannya biasa aja, bagaimana pihak sekolah menanggapinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus digali lebih dalam karena memang ada yang benar-benar kemampuannya kurang dan ada juga anak yang nilainya kurang karena malas belajar

      Hapus
  2. Menurut sepemahaman saya sistem pendidikan di Negara kita masih bongkar pasang.CMIIW. Selalu saja ada peraturan baru, selalu ada perubahan yang terkadang membingungkan siswa.

    Beberapa gurupun terkadang sulit menerapakan kurikulum baru pada peserta didiknya. (Curhatan Ibu saya dulu).

    Terkait penerimaan peserta didik juga selalu berubah-ubah. Mendengar berita terjadi kecurangan pemalsuan surat keterangan miskin seperti yang sudah di sampaikan Airin di atas. Saya berharap kedepannya sistem pendidikan kita jauh lebih baik lagi.

    BalasHapus
  3. Ribet yaa..
    Itu kesan pertama waktu anter ponakan daftar ke SMP udah gitu kita harus pantau terus..

    Evi

    BalasHapus
    Balasan
    1. enaknya yang sekarang mantaunya bisa dari mana saja, bukannya online ya?

      Hapus
  4. Eh iya saya kok sebel ya pas tahu bisa pakai surat keterangan miskin buat masuk sekolah favorit. Semacam merampas hak anak-anak lain yang usaha belajarnya lebib keras.
    Kalo yang pakai surat miskinnya memang anak yang beneran berkemampuan sih justru memang harus disupport tapi kalo yang enggak kok rasanya saya ikut gregetan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dikbud dan dinsos harus duduk bersama untuk menangani masalah ini

      Hapus
  5. Temen kantor ngalamin nih, anaknya mau pindah sekolah jadi sulit. Kasian juga untuk anak-anak yang ikut orang tuanya bertugas terus KK nya tidak sesuai dengan alamat domisili jadi susah mencari sekolah, kalau pun bisa persaingannya sulit

    BalasHapus
  6. Ribet yah sistem pendidikan kita. Semoga ke depannya bisa lebih baik mengingat pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa ini dan negerinya sendiri.

    www.CeritaMaria.com

    BalasHapus
  7. Tiap ganti pemerintahan, ada aja peraturan baru yang bikin bingung. Dari sistem penerimaan sampe sistem kurikulum wkwkwk.

    BalasHapus
  8. Dulu zamannya masih sekolah pas ngliat calon-calon siswa yang ranking penerimaan siswanya turun, terus terpaksa harus cabut berkas dan cari sekolah-sekolah lain aja udah ribet ya, apalagi dengan sistem yang sekarang..
    semoga dengan sistem yang baru hasilnya lebih baik buat Indo :

    BalasHapus
    Balasan
    1. untung sekarang sudah online, jadi bisa dipantau kapan saja

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Disetiap wilayah kota pasti ada sekolah favorit atau unggulan, nah karena ada sistem zonasi kaya gini brarti sekolah negeri yg diunggulkan itu sudah ga ada ya? Karena nilai siswa sudah tidak terlalu berpengaruh lagi
    Kurnia

    BalasHapus
    Balasan
    1. diunggulkan masih ada.. unggul dilihat dari outputnya

      Hapus
  11. Keren bahasannya dilengkapi data yang akurat pula. Karena bekerja di sekolah swasta, kadang2 saya juga ga terlalu paham dengan kebijakan sistem pemerintah. Semoga semakin lebih baik lagi, memang menurut saya juga sistem zonasi ini terkadang kurang adil.

    BalasHapus
  12. wah lengkap sekali ya data yang ditampilkan. semoga ke depannya menjadi lebih baik dan lebih merata ya, kak. terima kasih

    BalasHapus
  13. sistem sekarang emang ribet, semoga kedepannya bisa lebih baik

    BalasHapus
  14. Kasihan ya anak - anak sekolah sekarang, mw masuk sekolah aja prosedup nya makin sulit

    Kapan Ya pendudpend di negara kita tidak lagi terlalu mengkotak kotak an dan terkesan membatasi kreativitas anak bangsa?

    BalasHapus
  15. sebenarnya sistem PPDB itu bagus memiliki banyak kelebihan namun kekurangannya pun jg tidak kalah memusingkan.

    BalasHapus
  16. Emang sih karena sistem zonasi sekolah ini, ga ada lagi istilah sekolah favorit - sekolah biasa.

    Tapi aku ngerasa anak-anak sekolah akan jadi selow sama sekolahnya. Menurutku wajar kalo anak sekolah yang lebih rajin belajar akan mendapat nilai lebih besar ketimbang teman sekelasnya yang malas, kemudian mengimpikan masuk ke sekolah favorit. Anggap saja apresiasi dari ketekunannya sendiri.

    Kemudian di daerah-daerah, sistem zonasi ini lebih terasa kurang efektif. Sekolah disana hanya sedikit. Guru-guru terbaik dan fasilitas-fasilitas terbaik ada di sekolah terbaik. Jadi wajar banget kalo orangtua dan sang anak berharap supaya bisa masuk di sekolah impiannya. Hehehe

    BalasHapus
  17. Baru tau ada peraturan ini di zaman sekarang. Ada plus minusnya pasti. Ya semoga saja tidak mengurangi niat belajar.

    BalasHapus
  18. Informatif banget sih ini. Pakai data yang akurat seperti ini. Makasih udah sharing ini yaa

    BalasHapus
  19. bakalan ada "celah" nantinya untuk mencari uang.
    ini sistem main diubah seenaknya udah ada kajiannya belum ya?
    -_-

    BalasHapus
  20. Garis besar sistemnya cukup baik sih untuk pemerataan kualitas siswa di seluruh wilayah dan sekolah. Namun tetap harus dibarengi dengan perbaikan terus-menerus untuk sekolah yang kualitasnya masih kurang baik. Semangat untuk kemajuan kualitas pendidikan Indonesia :)

    BalasHapus
  21. Moga sistem zonasi penerimaan siswa baru semakin baik, rapih, tertib lagi secara adil dn bijak..

    BalasHapus
  22. Hal ini terjadi buat adik saya. Dimana kartu keluarga berasal dari Sulteng mendaftar di Sulsel, alhasil kesulitan mendapatkan jatah kursi.

    BalasHapus
  23. Nice share, gimana nanti zaman anak saya sekolah ya hikss, thanks informasinya

    BalasHapus
  24. Nice share, gimana nanti zaman anak saya sekolah ya hikss, thanks informasinya.

    BalasHapus
  25. lagi rame nih kemaren bikin surat keterangan miskin supaya bisa masuk sekolah unggulan

    BalasHapus
  26. Sebenarnya sistem ini bagus kalau perencanaan dan pelaksanaannya ga terkesan mendadak (atau saya yang ga mengikuti ya?) huft... Setiap ganti pemerintahan, entah kenapa selalu saja ada yang berubah ya, tetapi perubahannya seperti belum matang. Ah semoga sistem ini ke depannya lebih diperbaiki saja deh..

    BalasHapus
  27. Menurut saya, message dari sistem ini cukup bagus. Hiruk pikuk di realisasinya yang mesti segera di evaluasi ya kak.

    BalasHapus
  28. Pemerintah sedang mencoba menerapkan berbagai upaya agar pendidikan makin bagus. Kita doakan saja supaya tujuan utamanya tercapai ya Ka. Klo plus minus di semua sistem pasti ada.

    BalasHapus
  29. Ganti menteri, ganti peraturan. Dulu pas duduk di bangku Dosen, eh kuliah maksudnya, saya sempet geleng" sama beberapa peraturan dan kebijakan yang ada.

    Sebenrnya yang cukup krusial adalah sistem pendidikannya.

    Orang Indonesia memang cukup kreatif dalam mencari celah mencari uang. Wajar kalau ada permainan sana sini.

    Lama-lama bakal pada teriak "Hidup Swasta" setelahnya mungkin akan teriak "Turunkan biaya Pendidikan Swasta"

    BalasHapus
  30. Aku ndak suka sama sistem kaya gini, aku mengalami susahnya masuk sekolah negri Jakarta padahal lebih deket rumah, cuma karena alamat rumahku masuk Depok

    BalasHapus
  31. jadi ingat sewaktu mendaftarkan anakku masuk SMP melalui jalur PPDB sistem online yang minta ampun ribet nya. sekarang beda nya hanya lokal di dahulukan ketimbang sistem umum juga zonasi nya.sekrang anakku sedang sibuk MPLS..masa pengenalan lingkungan sekolah. adik2 kelasnya. waw makasih infonya yah Airin..

    BalasHapus
  32. Semoga sistem penerimaan peserta didik baru memudahkan para orangtua untuk mendaftarkan putra/putri nya di sekolah terbaik.

    BalasHapus
  33. Pada dasarnya aku tipe yang setuju dengan pengevaluasian sistem pendidikan ya. Namun jika jarak antar kebijakannya itu terlalu dekat riskan sekali ya kak, makanya seakan coba coba.

    Untuk evaluasi yang dimaksud aku stuju kak, tapi masalah seperti ini selalu ada deh sepertinya. agak susah untuk diawasi. hehe

    BalasHapus
  34. Waw ini berbeda dengan yang lainnya. Aku sendiri jika jadi ortu zaman now yang ingin menyekolahkan anaknya domisiliku tidak sesuai dengan KK mungkin akan kerepotan. Setau ku upaya ini diambil untuk memecahkan kemacetan di JKT juga.
    Jika dilihat dari beberapa negara maju memang sudah mulai terlebih dahulu menggunakan sistem PPDB seperti ini

    BalasHapus